Catatan dari MANUSKRIP YANG DITEMUKAN DI ACCRA

Saya tidak ingat momen apa yang mengenalkan saya pada Paulo Coelho seperti pada penulis-penulis lain yang biasanya hadir karena perbincangan saya dan geng saya. Saya juga baru membaca beberapa buku dari penulis asal Brasil ini, yang langsung membuat saya jatuh cinta pada tulisan-tulisannya.

MANUSKRIP YANG DITEMUKAN DI ACCRA saya temukan di rak buku senior saya tepat ketika saya sedang gundah gulana, hehehe. Kebiasaan membaca blurb buku, langsung membuat saya berpikir buku ini cocok saya baca sekarang, apakah kesuksesan itu? Kesuksesan adalah bisa pergi tidur setiap malam dengan jiwa yang damai. Petuah “Sang Guru” dalam MANUSKRIP YANG DITEMUKAN DI ACCRA langsung ‘ngena’ banget bagi kita yang overthinking setiap malam sebelum tidur yang berujung tidak bisa tidur.

MANUSKRIP YANG DITEMUKAN DI ACCRA adalah petuah dan nasehat dari “Sang Guru” dengan latar belakang waktu pengepungan di Yerussalem oleh tentara Salib tahun 1099, “Sang Guru” memberikan petuah dan menjawab semua pertanyaan dari orang-orang yang berkumpul dan berbincang-bincang.  Dilihat dari usia manuskrip itu, lebih dari 1000 tahun lalu hingga saat ini, permasalahan dan pilihan yang kita hadapi cenderung sama. Terbukti dengan masih relevannya nasehat-nasehat “Sang Guru”. Saya menandai beberapa pertanyaan dan nasehat atau obrolan mereka dengan tanda ‘bintang’ sebagai tanggapan dan tanda ( - ) sebagai respons dari Sang Guru.

² “Ajari kami tentang kekalahan.”

- Dalam siklus alam tak ada kemenangan maupun kekalahan: yang ada hanyalah pergerakan.

- Namun apabila kemenangan itu bukan milik mereka kali ini, maka masih ada lain kali. Dan kalau bukan lain kali, maka masih ada kali berikutnya. Yang penting adalah bangkit kembali.

² “Ceritakan tentang kesendirian,” kata seorang perempuan muda yang akan menikah dengan putra salah satu orang terkaya di kota itu, namun kini harus pergi mengungsi.

-Tanpa kesendirian, Cinta takkan bertahan lama di sampingmu. Sebab Cinta perlu melepas lelah, supaya dapatlah dia berkelana di awan-awan surga dan menjelakan dirinya dalam beragam rupa.

- Dalam kesendirian, mereka akan belajar bahwa berkata “tidak” belum tentu tak murah hati, dan berkata “ya” tidak selalu merupakan kebajikan.

- Bagi mereka yang merasa tertekan oleh kesendirian, penting untuk diingat bahwa pada saat-saat paling krusial dalam hidup ini, kita selalu sendirian.

² Lalu seorang anak lelaki yang terpilih sebagai salah satu yang akan pergi, mengoyak pakaiannya dan berkata: “Kotaku menganggap aku tak cukup layak untuk maju perang. Aku tak berguna”

-Di mata Tuhan, tak ada yang tak berguna di dunia ini. Sehelai daun yang jatuh dari pohon, seutas rambut dari kepalamu, bahkan serangga yang mati pun bukannya tak berguna. Segala sesuatu mempunyai alasan untuk hidup.

- …. Kadangkala turut serta dalam pertempuran besar bisa menjadi faktor yang menentukan untuk membantu mengubah jalannya sejarah. Tetapi kadang-kadang kau cukup melakukannya dengan tersenyum, tanpa alasan apa pun pada seseorang yang kebetulan berpapasan denganmu di jalan.

² Lalu seorang pemuda yang mesti berangkat malam itu juga berkata, “Aku tak pernah yakin arah mana yang mesti kuambil”

- Cinta adalah keyakinan bukan pertukaran.

² “Dan aku tak bisa kembali untuk memulihkan momen-momen yang hilang itu”

- Dan apabila aku seorang diri di tempat tidurku, aku akan beranjak ke jendela, tengadah menatap langit, dan merasa di sana untuk menemaniku.

² Lalu salah satu pejuang yang besok akan menjemput ajal - namun toh memilih untuk ke lapangan dan menyimak perkataan sang Guru - berkomenta: “Kami terpecah-beelah, padahal kami menginginkan persatuan. Kota-kota di jalur para penyerbu menderita akibat perang yang tidak mereka inginkan. Apa yang harus dikatakan orang-orang yang berhasil selamat pada anak-anak mereka?”

- Sebab persahabatan adalah salah satu dari sekian banyak wajah Cinta, dan Cinta tidak menajdi goyah oleh ragam pendapat; Cinta menerima pendampingnya tanpa syarat dan membiarkan masing-masing bertumbuh dengan caranya sendiri.

² Dan seorang laki-laki yang selalu bangun pagi untuk menggiring kawanan dombanya ke Padang rumput di seputar kota berkata: “Kau telah menempuh ilmu, sehingga lidahmu fasih berkata-kata dengan indah, sedangkan kami harus bekerja untuk menghidupi keluarga kami.”

- Persembahan adalah doa tanpa kata. Dan seperti semua doa, persembahan memerlukan disiplin - bukan disiplin perbudakan, melainkan kehendak bebas.

² Lalu seorang anak muda berkata: “Beritahu kami tentang masa depan.”

- Ini pun suatu kemenangan. Perlihatkan tentang kebahagiaanmu dan rayakan kemampuanmu untuk terus maju.

- Anugerah terbesar Tuhan pada kita adalah kemampuan untuk mengambil keputusan.

² Lalu seorang pria yang dahinya sudah kerut-merut oleh usiam dan tubuhnya penih bekas luka dari sekian banyak pertempuran yang telah dilaluinya berkata: “Bicaralah pada kami tentang senjata-senjata yang mesti digunakan kalau sudah tak ada cara lain lagi.”

- Kesetiaan berakar dari rasa hormat, dan rasa hormat adalah buahnya Cinta. Cinta mengusir setan-setan di dalam imajinasi - yang tidak memercayai apa pun dan siapa pun - dan mengembalikkan kemurnian ke dalam tatapan mata kita.

- Senjata yang paling merusak bukanlah lembing atau pun meriam yang bisa melukai badan dan merobohkan tembok. Senjata yang paling berbahaya adalah kata-kata yang bisa menghancurkan kehidupan tanpa meninggalkan jejak darah, dan luka-luka yang ditimbulkannya tak pernah bisa sembuh.

 *

Diberkatilah mereka yang mendengarkan kata-kata ini atau membaca manuskrip ini, sebab tabir itu akan terbelah dua dari atas sampai ke bawah, dan tak ada hal tersembunyi yang tidak akan diperlihatkan kepadamu.

Pergilah dalam damai. 


(Accra adalah Ibu Kota di Negara Ghana, negara di Afrika)

Komentar