I.
TEORI-TEORI
DASAR KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DAN KOMUNIKASI KELOMPOK
1.
TEORI-TEORI
DASAR KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
A. Aprehensi Komunikasi
aprehensi komunikasi merupakan kondisi kognitif seseorang yang mengetahui bahwa dirinya saat berkomunikasi dengan orang lain. Melalui proses komunikasi antar pribadi, seseorang dapat mengetahui sikap, dan juga sifat dirinya sendiri yang tidak ia ketahui ketika tidak berinteraksi dengan orang lain.
aprehensi komunikasi merupakan kondisi kognitif seseorang yang mengetahui bahwa dirinya saat berkomunikasi dengan orang lain. Melalui proses komunikasi antar pribadi, seseorang dapat mengetahui sikap, dan juga sifat dirinya sendiri yang tidak ia ketahui ketika tidak berinteraksi dengan orang lain.
Contoh, sepasang suami-istri. Dalam menjalani rumah tangga,
mereka dapat saling mengetahui sifat dan sikap lewat komunikasi yang mereka
bangun bersama-sama.
B.
teori self disclosure (model pengungkapan diri)
Self-disclosure
merupakan proses mengungkapkan informasi pribadi kita pada orang lain
ataupun sebaliknya. Teori ini menjelaskan bagaimana kita berbagi informasi
tentang diri kita yang bersifat pribadi kepada orang lain. Teori ini mendorong
sifat keterbukaan. Pemahaman
Komunikasi Antar Pribadi terjadi melalui: Self-disclosure (pengungkapan
diri), Feedback (umpan balik), dan Sensitivitas untuk mengenal orang
lain.
Sedangkan
ketidakpuasan dalam hubungan diawali oleh: Ketidakjujuran, Kurangnya kesamaan
antara tindakan seseorang dengan perasaannya, Miskin feedback; dan pengungkapan
diri yang ditahan. Contoh dalam kehidupan sehari-hari, adalah
curhat dengan teman dekat.
C.
Teori Penetrasi Sosial
Teori ini menyatakan bahwa kedekatan antarpribadi itu
berlangsung secara bertahap (gradual) dan berurutan yang di mulai dari
tahap biasa-biasa saja hingga tahap intim sebagai salah satu fungsi dari dampak
saat ini maupun dampak masa depannya..
Teori ini menyatakan bahwa relasi akan menjadi semakin intim apabila disclosure berlangsung. Artinya, orang-orang yang melakukan interkasi ini mengaplikasikan teori self disclosure. Pada dasarnya, konsep penetrasi sosial menjelaskan bagaimana kedekatan relasi itu berkembang, gagal untuk berkembang atau berhenti. Seperti sbawang merah, kita mengupas dari bagian terluar hingga terdalam.
Teori ini menyatakan bahwa relasi akan menjadi semakin intim apabila disclosure berlangsung. Artinya, orang-orang yang melakukan interkasi ini mengaplikasikan teori self disclosure. Pada dasarnya, konsep penetrasi sosial menjelaskan bagaimana kedekatan relasi itu berkembang, gagal untuk berkembang atau berhenti. Seperti sbawang merah, kita mengupas dari bagian terluar hingga terdalam.
Contoh, kedekatan seorang sahabat,
laki-laki dan perempuan. Teori penetrasi sosial menjelaskan kedekatan itu
berkembang, jika hubungan dua sahabat ini berkembang dari teman menjadi
pasangan kekasih. Namun jika tidak berkembang, tetap menjadi teman, berarti
teori penetrasi sosial menjelaskan kedekatan itu tidak berkembang. Dan jika
pertemanan itu menjadi musuh karena suatu hal, karena tidak adanya self
disclosure, maka teori penetrasi sosial menjelaskan bahwa hubungan itu akan
berhenti.
D.
TEORI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
Uncertainty reduction theory atau teori pengurangan
ketidakpastian, terkadang juga disebut initial interaction theory. Teori
ini diciptakan oleh Charles Berger dan Richard Calabrese pada tahun 1975.
Tujuan mereka dalam mengkonstruksikan teori ini adalah untuk menjelaskan
bagaimana komunikasi digunakan untuk mengurangi ketidakpastian antara orang
asing yang terikat dalam percakapan mereka bersama.
Teori ini menjelaskan, interaksi dilakukan manusia berguna untuk mengurangi
ketidakpastian atau meningkatkan prediktabilitas perilaku masing-masing dalam
interaksi yang akan mereka kembangkan. Artinya, teori ini menjelaskan
keingintahuan kita atas ketidaktahuan kita. Menggali pengetahuan berupa
memahami itulah yang merupakan perhatian utama kita.
contoh, saat bertemu dengan seseorang yang belum kita kenal. Oleh karena itu, kita akan berusaha mengetahui dan memahami siapa orang tersebut tentunya melalui tahap-tahap tertentu.
contoh, saat bertemu dengan seseorang yang belum kita kenal. Oleh karena itu, kita akan berusaha mengetahui dan memahami siapa orang tersebut tentunya melalui tahap-tahap tertentu.
E.
Teori Dialektika Relasional
Makna Dialektika adalah seni diskusi
logis sebagai alat untuk memeriksa kebenaran teori berdasarkan resolusi dari
pertentangan atau kontradiksi.
Teori ini
menggambarkan hubungan komunikasi sebagai kemajuan dan pergerakannya yang
konstan. Orang yang terlibat dalam berhubungan pada dasarnya selalu ada
dorongan dan tarikan dari keinginan masing-masing individu yang bertolak
belakang.
Hubungan adalah
suatu koordinasi dan tercipta lewat proses dialog, maka Komunikasi Antar
Persona bukan hanya sekedar komunikasi, namun juga butuh pemahaman dan tujuan.
Jika seseorang tidak dapat menjelaskan orang lain dalam perannya, maka pada
teori ini diasumsikan bahwa mereka tidak mempunyai hubungan.
Contoh:
Pasangan yang sedang mengalami konflik, ada kalanya mereka tidak dapat menafsirkan
hubungan apa yang sedang mereka jalani. Karena bukan hanya sekedar teman, namun
juga karena masalah yang mereka miliki, mereka enggan mengakui bahwa mereka
adalah pasangan.
Kontradiksi
adalah konsep sentral relasional dialektika. Kontradiksi merujuk kepada
interaksi dinamis antara oposisi dan membentuk kesatuan yang kecenderungan
saling bergantung (dialektis prinsip kesatuan) belum saling meniadakan satu
sama lain (prinsip dialektika negasi).
Dari perspektif
dialektika relasional, ikatan terjadi dalam saling ketergantungan dengan yang
lain dan kemerdekaan dari lainnya. Tanpa salah satu dari itu, hubungan bisa
berkurang intensitasnya.
Ketegangan dialektikal dalam berelasi (secara pribadi dan komunitas)
Dialektikal Internal (personal): ketegangan/ kontradiksi yang muncul
dari dan dibangun oleh komunikasi dan ada 3 kontradiksi dalam hal ini:
1.
Keterkaitan dan Keterpisahan
2.
Kepastian dan Ketidakpastian
3.
Keterbukaan dan Ketertutupan
F.
Teori Penilaian Sosial
Dalam melakukan penilaian terhadap pesan yang diterima, orang bisa melakukan dua hal, pertama mengkontraskan dan kedua mengasimilasikan. Kontras merupakan distorsi perseptual yang membawa pada polarisasi ide. Sedangkan asimilasi menunjukan kekeliruan penilaian yang bertentangan.Ini terjadi apabila pesan yang disampaikan diterima dalam sikap pendengarnya pada wilayah penerimaan.
Dalam melakukan penilaian terhadap pesan yang diterima, orang bisa melakukan dua hal, pertama mengkontraskan dan kedua mengasimilasikan. Kontras merupakan distorsi perseptual yang membawa pada polarisasi ide. Sedangkan asimilasi menunjukan kekeliruan penilaian yang bertentangan.Ini terjadi apabila pesan yang disampaikan diterima dalam sikap pendengarnya pada wilayah penerimaan.
Teori ini menyatakan makin besar
perbedaan antara pendapat pembicara dan pandangan pendengaranya maka akan makin
besar juga perubahan sikapnya, sejauh pesan tersebut berada dalam wilayah
penerimaannya. Selain itu keterlibatan ego yang tinggi menunjukan luasnya
wilayah penolakan.Contoh, dengan komunikasi antar pribadi, seseorang dapat menilai
sikap orang lain melaui interaksi yang terjadi.
2.
Teori Dasar Komunikasi Kelompok
A.
Teori Perbandingan
Sosial (Social Comparison Theory)
Tindak komunikasi
dalam kelompok berlangsung karena adanya kebutuhan-kebutuhan dari individu
untuk membandingkan sikap, pendapat, dan kemampuannya dengan individu-individu lainnya.
Teori perbandingan sosial ini diupayakan untuk dapat menjelaskan bagaimana tindak komunikasi dari para anggota kelompok mengalami peningkatan atau penurunan.
Teori perbandingan sosial ini diupayakan untuk dapat menjelaskan bagaimana tindak komunikasi dari para anggota kelompok mengalami peningkatan atau penurunan.
CONTOH KASUS : di
sebuah kantor swasta, atasan memberikan gaji yang berbeda berdasarkan hal-hal
tertentu. Misalkan disiplin.
B. Teori
Kepribadian Kelompok (Group Syntality Theory)
Teori kepribadian kelompok merupakan studi mengenai interaksi kelompok pada basis dimensi kelompok dan dinamika kepribadian. Dimensi kelompok merujuk pada ciri-ciri populasi atau karakteristik individu seperti umur, kecendikiawanan (intelligence); sementara ciri-ciri kepribadian atau efek yang memungkinkan kelompok bertindak sebagai satu keseluruhan, merujuk pada peran-peran spesifik.
Teori kepribadian kelompok merupakan studi mengenai interaksi kelompok pada basis dimensi kelompok dan dinamika kepribadian. Dimensi kelompok merujuk pada ciri-ciri populasi atau karakteristik individu seperti umur, kecendikiawanan (intelligence); sementara ciri-ciri kepribadian atau efek yang memungkinkan kelompok bertindak sebagai satu keseluruhan, merujuk pada peran-peran spesifik.
Teori ini bertujuan untuk saling
mengenal anggota kelompok dengan mengetahui cirri-ciri atau karakter, dan
peran-peran anggota kelompok. Teori ini akan memunculkan synergy, yaitu jumlah
input energi dari anggota kelompok. Synergy suatu kelompok dihasilkan dari
sikap anggotanya terhadap kelompok. Sampai batas mana para anggota memiliki
sikap yang berbeda terhadap kelompok dan kegiatannya, maka yang muncul kemudian
adalah konflik, sehingga akan meningkatkan proporsi energi yang dibutuhkan
untuk memelihara atau mempertahankan kelangsungan kelompok. Jadi, jika
individu-individu semakin memiliki kesamaan sikap, maka akan semakin berkurang
pula kebutuhan akan energi intrinsik, sehingga effective synergy menjadi
semakin besar.
Contoh, ada 5 anggota dalam kelompok
X. Masing-masing dari mereka memiliki
pemahaman berbeda terhadap kegiatan A. Sedangkan kelompok Y, dengan anggota
yang sama, 4 orang pro terhadap kegitan A. jadi, kelompok X membutuhkan synergy
yang lebih banyak untuk menyelesaikan konflik tersebut. sedangkan kelompok Y,
membutuhkan synergy lebih sedikit.
C.
Teori
Percakapan Kelompok (Group Achievement Theory)
Teori percakapan kelompok sangat berkaitan
erat dengan produktivitas kelompok atau upaya-upaya untuk mencapainya melalui
pemeriksaan masukan dari anggota (member inputs), variabel-variabel yang
perantara (mediating variables), dan keluaran dari kelompok (group output).
Masukan atau input yang berasal dari
anggota kelompok dapat diidentifikasikan sebagai perilaku, interaksi dan
harapan-harapan (expectations) yang bersifat individual. Sedangkan
variabel-variabel perantara merujuk pada struktur formal dan struktur peran
dari kelompok seperti status, norma, dan tujuan-tujuan kelompok. Yang dimaksud
dengan keluaran atau output kelompok adalah pencapaian atau prestasi dari tugas
atau tujuan kelompok.
Dalam teori ini, anggota kelompok
dapat memberi masukan terhadap kelompok itu sendiri. Teori ini mengatakan Produktivitas
dari suatu kelompok dapat dijelaskan melalui konsekuensi perilaku, interaksi
dan harapan-harapan melalui struktur kelompok. Perilaku, interaksi, dan
harapan-harapan (input variables) mengarah pada struktur formal dan struktur
peran (mediating variables) yang sebaliknya variabel ini mengarah pada
produktivitas, semangat, dan keterpaduan (group echievement).
Contoh dalam kehidupan sehari-hari,
Nisa dapat berperan dalam kelompoknya berdasarkan saran dari Meri. Sehingga
Nisa lebih produktif untuk kelompok, dan perilaku, interaksi dan
harapan-harapan Nisa tercapai.
D. Teori Pertukaran Sosial
Asumsi-asumsi yang dibuat oleh teori
pertukaran sosial mengenai sifat dasar dari suatu hubungan :
1. Hubungan memiliki
sifat saling ketergantungan. Dalam suatu hubungan ketika seorang partisipan
mengambil suatu tindakan, baik partisipan yang satu maupun hubungan mereka
secara keseluruhan akan terkena akibat.
Kedua, Kehidupan
berhubungan adalah sebuah proses. Pentingnya waktu dan perubahan dalam
kehidupan suatu hubungan. Secara khusus waktu mempengaruhi pertukaran karena
pengalaman-pengalaman masa lalu menuntun penilaian mengenai penghargaan dan
pengorbanan, dan penilaian ini mempengaruhi pertukaran-pertukaran selanjutnya.
Contoh, ketika seseorang keluar dari
kelompok A dan masuk ke kelompok B. dengan demikian, ia telah melakukan
pertukaran sosial dari anggota kelompok A ke
anggota kelompok B. karena proses pertukaran inilah, tidak hanya ia yang
mendapatkan akibatnya. Melainkan semua anggota kelompok. Misalnya, kehilangan
satu anggota kelompok.
E. Teori Sosiometrik (Sociometric Theory)
Sosiometri merupakan sebuah konsepsi psikologis yang mengacu pada suatu pendekatan metodologis dan teoritis terhadap kelompok. Asumsi yang dimunculkan adalah bahwa individu-individu dalam kelompok yang merasa tertarik satu sama lain, akan lebih banyak melakukan tindak komunikasi, sebaliknya individu-individu yang saling menolak, hanya sedikit atau kurang melaksanakan tindak komunikasi.
Sosiometri merupakan sebuah konsepsi psikologis yang mengacu pada suatu pendekatan metodologis dan teoritis terhadap kelompok. Asumsi yang dimunculkan adalah bahwa individu-individu dalam kelompok yang merasa tertarik satu sama lain, akan lebih banyak melakukan tindak komunikasi, sebaliknya individu-individu yang saling menolak, hanya sedikit atau kurang melaksanakan tindak komunikasi.
Teori
sosiometrik ini berhubungan dengan teori percakapan kelompok yang dimana dalam
teori percakapan kelompok ini berkaitan dengan produktivitas kelompok atau
upaya melalui pemeriksaan yang berupa masukan dari anggota.
Aplikasi teori sosiometrik dalam
kehidupan nyata adalah dapat berguna untuk mengumpulkan data tentang dinamika
kelompok yang terjadi di antara para peserta didik dan juga dapat membantu
untuk mengetahui popularitas seorang peserta didik dalam kelompoknya serta
untuk melihat kesulitan hubungan peserta didik terhadap teman-temannya dalam
kelompok, baik dalam kegiatan belajar, bermain, bekerja, dan kegiatan-kegiatan
kelompok lainnya.
Contohnya, 30 anggota pelatihan
Jurnalistik, di bagi menjadi 3 kelompok. Seorang pemateri ingin mengetahui
keompakan para peserta pelatihan dengan menggunakan teknik sosiometrik dengan
melakukan intruksi yang diberikan oleh pemateri. Masing dari mereka diberi
pertanyaan yang sama yaitu, apa hobi anggota kelompok. Berdasarkan teknik
sosiometrik, pemateri dapat mengetahui bahwa tim tersebut solid atau tidak.
2.Contoh Kasus dan Analisis Berdasarkan Teori Antar
Pribadi
Rudi
seorang mahasiswa semester 7, fakultas Pertanian. Ia memiliki seorang teman
bernama Marni. Marni adalah mahasiswa jurusan Geografi semester 3. Perbedaan
umur, tidak membuat mereka berdua tidak cocok. Komunikasi yang mereka bangun
berjalan jalan. Pertemanan mereka sudah berjalan lebih dari 5 tahun.
Rudi dan marni sering berbagi
informasi penting yang bersifat pribadi. Kekasih mereka, kehidupan keluarga,
prestasi akademik, dan masalah-masalah pribadi lainnya. Semua mereka ceritakan
tanpa ada yang mereka tutupi.
Hal ini berdasarkan teori Komunikasi Antar
Pribadi yaitu teori self disclosure. Self-disclosure merupakan
proses mengungkapkan informasi pribadi kita pada orang lain ataupun sebaliknya.
Teori ini menjelaskan bagaimana kita berbagi informasi tentang diri kita yang
bersifat pribadi kepada orang lain.
Teori ini
mendorong sifat keterbukaan. Pemahaman
Komunikasi Antar Pribadi terjadi melalui: Self-disclosure (pengungkapan
diri), Feedback (umpan balik), dan Sensitivitas untuk mengenal orang
lain. Proses pengungkapan diri oleh Rdui mengakibatkan adanya feedback yang
diberikan oleh Marni. Feed back dapat berupa saran-saran untuk mengatasi
masalah yang dialami oleh Ani. Dapat pula curhat balik oleh Marni.
Dengan
komunikasi antar pribadi khususnya teori self disclosure, hubungan dua orang
teman menjadi sangat baik karena adanya keterbukaan diri. Jika tidak ada
keterbukaan diri, maka hubungan pertemanan keduanya tidak akan bertahan sampai
lama. Karena keduanya saling menutupi. Sehingga tidak tercipta proses
pengertian melalui interaksi tersebut.
Dan hasilnya, pertemanan akan berakhir.
Hubungan
pertemanan mereka di nulai secara bertahap. Tidak serta merta. Pertemanan
mereka di mulai pada tahun 2008, ketika pertama kali mereka menjadi tetangga.
Kemuidan berproses hingga menjadi teman, berproses lagi menjadi teman dekat,
berproses lagi, menjadi teman yang lebih
dekat. Dan pada tahun 2013, mereka berdua pacaran.
Keterbukaan antara keduanya, menjdikan
Rudi dan Marni saling mengetahui apa yang terjadi diantara mereka. Hubungan
mereka, dari tetanga menjadi pasangan kekasih sesuai dengan teori penetrasi
sosial.
Teori ini menyatakan bahwa kedekatan
antarpribadi itu berlangsung secara bertahap (gradual) dan berurutan yang di
mulai dari tahap biasa-biasa saja hingga tahap intim sebagai salah satu
fungsi dari dampak saat ini maupun dampak masa depannya.
Teori ini menyatakan bahwa relasi akan menjadi semakin intim
apabila disclosure berlangsung. Artinya, orang-orang yang melakukan interkasi
ini mengaplikasikan teori self disclosure. Pada dasarnya, konsep penetrasi
sosial menjelaskan bagaimana kedekatan relasi itu berkembang, gagal untuk
berkembang atau berhenti. Seperti bawang merah, kita mengupas dari bagian
terluar hingga terdalam.
Proses saling memahami dan mengetahui karakter dari
keterbukaan menunjukan adanya teori pengurangan ketidakpastian. Teori ini
menjelaskan, interaksi dilakukan manusia
berguna untuk mengurangi ketidakpastian atau meningkatkan prediktabilitas
perilaku masing-masing dalam interaksi yang akan mereka kembangkan. Artinya,
teori ini menjelaskan keingintahuan kita atas ketidaktahuan kita. Menggali
pengetahuan berupa memahami itulah yang merupakan perhatian utama kita.
Rudi dan Marni pada awalnya dalah orang asing. Namun mereka
terdorong untuk mencari tahu siapa diri teman mereka dengan melakukan
interaksi. Sehingga jelas menggambar teori pengurangan ketidakpastian dari hari
ke hari. Pengurangan ketidak pastian dari hari ke hari tersebut, menjadikan
terciptanya sebuah kedekatan yang pada akhirnya menghasilkan sikap keterbukaan
sehingga hubungan mereka menjadi lebih harmonis.
Hubungan Antar Pribadi juga melibatkan teori penilaian
sosial. Penilaian sosial ini terjadi dalam interaksi yang dilakukan oleh Rudi
dan Marni. Hubungan mereka memberikan penilaian. Baik itu dari Rudi maupun dari
Marni. Penilaian karakter, sifat, dan sikap.
Dalam melakukan penilaian terhadap pesan yang diterima,
orang bisa melakukan dua hal, pertama mengkontraskan dan kedua mengasimilasikan.
Kontras merupakan distorsi perseptual yang membawa pada polarisasi ide.
Sedangkan asimilasi menunjukan kekeliruan penilaian yang
bertentangan.Ini terjadi apabila pesan yang disampaikan diterima dalam sikap
pendengarnya pada wilayah penerimaan.
Teori
ini menyatakan makin besar perbedaan antara pendapat pembicara dan pandangan
pendengaranya maka akan makin besar juga perubahan sikapnya, sejauh pesan
tersebut berada dalam wilayah penerimaannya. Selain itu keterlibatan ego yang
tinggi menunjukan luasnya wilayah penolakan.
Komentar
Posting Komentar