Faruq Sibghatullah Namanya

Lelaki ini (waktu itu) sering nongkrongin saya di Mushollah. Menunggu saya selesai rapat, isi mentoring, atau agenda lainnya. Hanya untuk melihat dan memperbaiki judul Proposal Skripsinya.

waktu itu jumpa serius dengannya di dekanat. Manis sekali ditanyanya ini itu soal Komunitas saya. Kebetulan, project-project awal komunitas saya di desa kelahirannya. Dia tertarik katanya. Ya, tertarik untuk tugas akhirnya.

saya pun melancarkan promosi soal komunitas. Mengapa banyak orang ingin terlibat. Selain niat membantunya, niat saya juga menariknya turut terlibat.

kata saya : "kau harus ikut terlibat dulu. menjadi relawan, ikut GYF, home stay, dll. supaya kamu bisa merasakan dan menyaksikan langsung. Dan kamu bisa mengambil kesimpulan untuk judul Proposalmu". Jelas itu kalimat perekrutan. Kalimat merayu yang logis. Dan dia benar2 terlibat.

judul proposalnya banyak cobaan. Beberapa kali saya dibuatnya pusing harus membantunya mengganti satu, dua kata biar pas dan menarik juga bisa diuji oleh pembimbingnya. Ini konsekuensi dari rayuan agar dia turut terlibat.

sampai-sampai dia pernah meng-copy penjelasan panjangku soal "mengapa judul ini?", saat ditanya pembimbingnya. jelas sj, dia tidak percaya diri dan menguasai. Akhirnya, judulnya itu dipenuhi banyak coretan dari pembimbingnya. Itu baru judul, belum ketentuan penulisan KTI, Landasan Teorinya, hingga metodenya.

Dia menemui saya lagi dengan wajah kusut. Perlu untuk disetrika.  Heheheh  Kalau tidak di Mushollah atau dekanat,  biasanya kami berjumpa di kantor redaksi Media Tadulako. Tempat saya menjadi kuli tinta. Dia mengulang kembali penjelasan, sanggahan, dan ketidakyakinan dosen pembimbingnya dengan sedikit tertawa, dan banyak kebingungan.

Kami bahas bersama lagi. Sepertinya waktu itu saya sudah sarjana. Sehingga agak sedikit longgar untuk meladeni perkara proposal skirpsinya. Tentang meladeni ini, karena saya sudah terlanjur merayunya waktu itu untuk terlibat dalam kerumunan positif. Jika tidak karena itu, mana mungkin saya memusingkan diri dengan membahas perkaranya lebih dari tiga kali. Kenal dekat dan baik juga tidak. Kami beda konsentrasi. Saya Jurnalistik, dan dia Public Relation. Kecuali waktu itu kami pernah seangkatan ikut DM 1 KAMMI. Dan dia, adalah satu-satunya peserta laki-laki yang duduk paling depan, tapi lebih banyak diam.

Sampai akhirnya, karena jam terbang saya begitu padat, heheheh, dengan sendirinya perbincangan soal proposalnya berkurang. Saya tidak banyak ikut campur lagi. Kecuali menyakannya "kapan wisuda?". Dan dia memilih untuk off dulu dari tugas akhirnya itu. Dia lelah sepertinya, dan menyelami pesisir dengan komunitas kami yang menjadi objek penelitiannya.

Sampai akhirnya, saya mendapat kabar dia sarjana. Alhamdulillah, akhirnya. Judul proposalnya mengalami metamorfosa entah keberapa kali menjadi : PROSES ADOPSI PESAN KOMUNITAS RUBALANG (RUMAH BAHARI GEMILANG) OLEH CALON RELAWAN.

Lelaki itu Faruq Shibghatullah. Kira-kira begitu namanya.

Selamat : Faruq Shibghatullah, S.IKom.
Semoga berkah ilmunya dan semakin bermanfaat. Aamiin

*) Mohon maaf atas penulisan nama dan gelar yang tidak sesuai. hehehehw

Musi Rawas, 02 Maret 2018
Salam,
Dariku yang pernah merayumu

Ikerniaty Sandili

Komentar