MEDIA POLITIK : SALURAN MASSA INTERPERSONAL, DAN
ORGANISASI
Saluran komunikasi politik, pertama kita
tinjau dari sifat umum dan dimensi-dimensi saluran komunikasi. Kedua, kita
bahas ketiga tipe utama saluran komunikasi politik-saluran massa, interpersonal,
organisasi
A. SALURAN KOMUNIKASI POLITIK
Saluran komunikasi adalah alat
serta sarana yang memudahkan penyampaian pesan. Saluran adalah ciptaan makhluk
pemakai lambang untuk melancarkan saling tukar pesan. Saluran manusia itu aktif
dan selektif, tidak pasif dan netral. Otak manusia menyandikan kembali dan
mentranformasi pesan, bukan mekanisme untuk pengalihan bersambung yang
sederhana. Pertama-tama kita tekankan ialah saluran manusia bagi komunikasi
politik.
B. Tipe Saluran
Satu tipe saluran menekankan
komunikasi satu kepada banyak, yaitu komunikasi massa. Ada dua bentuk saluran
komunikasi massa, masing-masing berdasarkan tingkat langsungnya komunikasi satu
kepada banyak. Bentuk yang pertama terdiri atas komunikasi tatap muka seperti
apabila seorang kandidat politik berbicara di depan rapat umum. Atau ketika
seorang reporter muncul didepan depan khalayak besar reporter dalam konferensi
pers. Bentuk yang kedua terjadi jika ada perantara ditempatkan diantara
komunikator dan khalayak. Disini, media teknologi, sarana, dan alat komunikasi
lannya turut serta. Contoh komunikasi massa berperantara ialah pidato
kepresidenan ke seluruh Negara.
Saluran komunikasi interpersonal
merupakan bentukan dari hubungan satu kepada satu. Saluran ini bisa berbentuk
tatap muka maupun berperantara. Seorang kandidat kepresdenan sedang berjalan
menuju orang banyak sambil berjabat tangan atau seorang kandidat local yang
melakukan kunjungan dari rumah ke rumah di daerah pinggiran kota merupakan
contoh saluran interpersonal tatap muka.
1.
Media
Massa dan Media Minoritas
a. Teori
Perseptual
Kehidupan intelektal manusia hampir seluruhnya
terdapat dalam penggantian tatapan perceptual sebagai sumber pengalamannya
dengan tantangan konseptual. Bagi McLuhan, setiap media komunikasi mempunyai
gramatika. Gramatika adalah aturan kerja yang erat hubungannya dengan gabungan
indera (penglihatan, sentuhan, suara, penciuman, dsb.
Dalam budaya lisan, misalnya medianya adalah bicara
dan bias terhadap suara. Hasilnya adalah budaya keakraban sosial, orang-orang
yang melangsungkan dan mengandalkan kelangsungan komunikasi sebagai makhluk
sosial.
b. Teori
Fungsional
· Penyebaran
teori persuasi dan informasi
Dalam teori informasi, komunikasi massa terdiri
atas serangkaian system yang
menyampaikan informasi dengan cara bersambung dan berurutan (1) dari sebuah
sumber (2) melalui penyandi yang menerjemahkan unsure-unsur pesan ke dalam
serangkaian tanda (kata, gambar, dsb.) kedalam impuls elektronik (3) melalui
sebuah saluran, (4) melalui penyandi balik, dan (5) kepada penerima. Teori ini
menerapkan informasi menurut kemampuannya mengurangi ketakpastian atau
ketakteraturan situasi pada ujung penerima.
c. Teori
Permainan
Teori permainan seperti yang duirumuskan oleh
psikologi William Stehenson, berargumentasi bahwa kita berkomunikasi hanyalah
demi kesenangan yang kita peroleh dari tidndakan itu sendiri. Permainan adalah
kegiatan yang dilakukan orang untuk kesenangan, bukan untuk menyelesaikan
sesuatu seperti bekerja. Teori permainan diturunkan dari gagasan kesenangan
berkomunikasi, kegembiraan yang diperoleh orang dari mengobrol tanpa
mengharapkan papun dari padanya, hiburan menonton televise tanpa tujuan, atau
kepuasaan dalam membaca komik atau kolom tulisan Ann Landers. Sebaliknya, teori
informasi seperti dikemukakan oleh Stephenson melukiskan derita berkomunikasi, berkomunikasi agar lebih berpengetahuan,
berpendidikan, untuk memecahkan masalah, dan sebagainya.
d. Teori
Parasosial
Kelompok lain perumus teori berargumentasi bahwa
komunikasi massa berfungsi memenuhi kebutuhan manusia akan interaksi sosial.
Hal ini tercapai jika media massa member peluang bagi hubungan parasosial,
yaitu melibatkan orang-orang ke dalam apa yang tampaknya merupakan keakraban
hubungan tanpa terjadinya hubungan langsung.
e. Teori
Guna dan Kepuasaan
Fokus bersama orang-orang yang berbalik kepada media
massa untuk memuaskan berbagai kebutuhan telah digeneralisasikan ke dalam teori
keempat dari komunikasi massa, yaitu pendekatan guna dan kepuasaan. Ada
berbagai tipologi jenis kebutuhan yang diduga dipuaskan melalui media massa,
tetapi keempat klasifikasi yang dirumuskan oleh Quail, Blumer, dan Brown
merangkumkan pandangan dasar dari pendekatan ini. Komunikasi massa berfungsi
untuk kepentingan (1) hiburan-lari dari kejemuan, rutin yang menjadi beban atau
dari berbagai masalah, dan untuk memudahkan pelepasan emosi; (2) hubungan
personal seperti persahabatan dan hubungan sosial; (3) identitas pribadi,
termasuk penggunaan media untuk menjelaskan sesuatu segi dari kehidupan pribadi,
membantu menelaah kenyataan, dan (4)
pengamatan, yakni pengumpulan informasi. Melihat relevansi dari setiap media
yang digunakantidak sulit.
1) Komunikasi
Intarpersonal
Komunikasi massa menjangkau semua alat impersonal
dan berperantara untuk mencapai khalayak besar yang tidak berdekatan.
Komunikasi interpersonal terdiri atas saling tukar kata lisan di antara dua
orang atau lebih orang. Dalam memikirkan komunikasi bagi kepentingan politik,
yakni sifat dasar komunikasi seperti ini, dan faktor-faktor yang membantu
membentuk garis pesan yang dipertukarkan.
· Pengaruh
Pribadi dalam Politik
Dalam kategori aktivis kita berbicara tentan pemuka
pendapat, yakni orang yang menaruh perhatian terhadap media massa, memilih
pesan, dan menyampaikan informasi serta opini baik kepada teman,
tetangga,maupun kawan kerja dam lain-lain melalui percakapan tatap muka.
Ada dua aliran informasi, yaitu banyak warga Negara
ygn mendengar tentang suatu peristiwa tidak langsung dari media massa, tetapi
pembicaraan dengan orang lain memang tahu tentang hal itu melalui radio,
televise, atau surat kabar.
· Karakteristik
percakapan politik
Komunikasi interpersonal mengenai politik atau
komunikasi apapun mengenai masalah itu, adalah pertemuan terpusat, artinya,
sangat sedikit orang yang mengambil bagian, pihak-pihak saling member hak untuk
mengakui dan menjawab dalam pertukaran itu, dan percakapan berlangsung dengan
cara orang-orang bergiliran mengatakan segala sesuatu.
Ø Koorentasi,
penyebutan ini hanya menunjukan bahwa orang saling bertukar pandangan tentang
masalah, pertukaran itu menimbulkan serankgkaian pesan dan tindakan, dan
melalui urutannya para peserta serempak mengorentasikan diri terhadap objek
yang dibahas dan terhadap satu sama lain.
Ø Percakapan
sebagai Permainan, hubungan mesra (saling berbisik, salam lembut, obrolan
santai, perintang waktu)yang kurang penting dengan urusan kemanusiaan dengan
permainan, yaitu transaksi yang didalamnya (1) peserta mempunyai motif yang
terbuka dan tersembunyi dan (2) dalam prose situ memperoleh imbalan atau
menderita kerugian.
· Kontur
Saling Tukar Interpersonal
Ø Prinsip
homofili, prinsip homofili dalam komunikasi : (1) orang-orang yang mirip dan
sesuai sat sama lain lebih sering berkomunikasi dari pada orang-orang yang
tidak serupa sifat dan pandangannya. Contoh, pada masa kampanye kepresidenan,
orang-orang yang sama usia dan status sosialnya lebih sering membicarakan
pemilihan itu, (2) komunikasi yang lebih efektif terjadi bila sumber dan
penerima homofilik; orang-orang yang mirip cenderung menemukan makna yang sama
dan diakui bersama dalam pesan-pesa yang dipertukarkan oleh mereka. (3)
homofili dan komunikasi saling memelihara; makin banyak komunikasi di antara
orang-orang, mereka semakin cenderung berbagi pandangan dan melanjutkan
komunikasi.
Ø Empati
Ø Menyingkap
diri, penyingkapan diri terjadi apabila seseorang memberitahukan kpada orang
lain apa yang dipikirkan, dirasakan, atau diinginkannya, itulah cara yang
paling langsung untuk memperlihatkan citra diri
dan identifikasi yang dihargai.
2) Komunikasi
Organisasi
Organisasi sosial terdiri atas sekumpulan orang yang
memiliki hubungan yang relative stabil diantara perseorangan dan subkelompok.
· Komunikasi
di dalam dan oleh Organisasi
Proses komunikasi birokratik internal, memiliki tiga aspek. Pertama,
orang-orang harus memiliki informasi sebagai dasar untuk membuat keputusan.
Kedua, putusan dan dasar alasannya harus disebarkan agar anggota-anggota
organisasi itu melaksanakannya. Ketiga, ada saluran-saluran untuk “pembicaraan
keorganisasian”.
Ø Saluran
internal. Dalam organisasi yang rumit seperti birokrasi pemerintah, terdapat
dorongan untuk memformalkan komunikasi. Dasar alasannya adalah bahwa pertukaran
informal, pribadi, dan main coba-coba tidak dapat menyajikan informasi yang
diperlukan untuk membuat keputusan, mengakibatkan penyimpangan dan kesalahan
yang serius dan tidak memungkinkan pembebanan tanggung jawab bagi pembuatan
keputusan.
Ø Saluran
Eksternal. Organisasi berkomunikasi tidak hanya anggotanya sendiri. Organisasi
pemerintahan seperti departemen-departemen eksternal, jawatan-jawatan, dan
komisi-komusi melakukan komunikasi keluar karena berbagai alasan.
3) Saluran
Komunikasi : Suatu Rangkuman
Semua saluran komunikasi adalah saluran politik
Karen sifatnya sendiri; saluran-saluran itu untuk menegosiasikan pengaturan
yang menerus bagi konflik sosial.
C. SALURAN PERSUASI POLITIK : KASUS
KAMPANNYE PEMILIHAN
1. Sifat
Persuasif kampanye politik, pelaksanaan
kampanye politik yang terpenting adalah rencana kampanye yang seksama yaitu
perumusan idea kampanye. Idea adalah
tema organisasi kampanye,semua slogan ditunjukan pada perwujudan idea itu.
2. Kampanye
massa
· Kampanye
tatap muka
· Media
elektronik sebagai perantara
Ø Telepon
dan politik
Ø Kampanye
radio
Ø Politik
televise
Ø Inovasi
· Media
Cetak sebagai perantara
Ø Surat
langsung
Ø Surat
kabar
· Poster
sebagai perantara
3. Kampanye
Interpersonal, dapat dilakukan melalui:
· Penampilan
pribadi
· Pemuka
pendapat
4. Kampanye
Organisasi
Dalam kampanye untuk pejabat tinggi Negara bagian
dan federal, berbagai organisasi turut serta. Salah satu diantaranya adalah
organisasi kandidat. Yang kedua, terdiri atas banyak dan beraneka ragam
organisasi kepentingan khusus yang menduduki posisi membantu dana dan sumber
daya lain, mengerahkan anggota, dan memberikan tekanan kepada calon pejabat, serikat
buruh, dll.
5. Akibat
Komunikasi Persuasif dalam Kampanye Politik
Pada tingkat kepercayaan, pemikiran dan informasi
kognitif, kita dapat membedakan akibat politik yang seketika dan berjangka
panjang. Dalam janga pendek, orang memang belajar tentang politik selama
kampanye pemilihan: mereka memperoleh informasi, baik mengenai kandidat maupun
mengenai masalah yang dikemukakannya melalui penyajian media.
Pada tingkat afektif nilai, pertimbangan, keinginan,
dan hasrat politik, konsekuensi komunikasi kurang jelas. Menurut Jhon Carey,
dampak komunikasi politik dalam kampenye pemilihan kurang bergantung bagaimana
pemilih perseorangan menanggapi, melainkan pada bagaimana media membentuk
kampanye da bagaimana tindakan para juru kampanye.
Komentar
Posting Komentar